Kamis, 31 Oktober 2024

Menggali Sejarah Trowulan: Ibu Kota Majapahit yang Megah


                sumber: Moodster.id 

Trowulan adalah salah satu situs arkeologi paling penting di Indonesia, yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur. Tempat ini diyakini sebagai pusat dari Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar di Nusantara yang mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-13 hingga ke-15. Trowulan menjadi bukti nyata akan kejayaan Majapahit, yang dikenal sebagai kerajaan yang luas dan berpengaruh di wilayah Asia Tenggara.

Keunikan Trowulan terletak pada luasnya peninggalan arkeologi yang ditemukan di kawasan ini. Situs ini mencakup beragam peninggalan berupa candi, gapura, kolam, prasasti, dan artefak-artefak bersejarah lainnya, yang menunjukkan kemajuan peradaban, seni, dan arsitektur Majapahit. Berbagai penelitian arkeologi juga menyebutkan bahwa Trowulan adalah satu-satunya situs ibu kota kerajaan Hindu-Buddha yang sepenuhnya ditemukan di Asia Tenggara, menjadikannya situs yang sangat bernilai dalam pelestarian sejarah dan kebudayaan Indonesia.

SEJARAH SITUS TROWULAN 
Trowulan diyakini sebagai ibu kota Kerajaan Majapahit, yang didirikan oleh Raden Wijaya pada awal abad ke-13. Berdirinya Trowulan sebagai pusat pemerintahan dipilih karena lokasinya yang strategis di dataran Mojokerto, Jawa Timur, dengan akses yang baik ke wilayah pedalaman maupun pesisir. Trowulan juga terletak di antara sungai-sungai besar, seperti Sungai Brantas, yang memudahkan distribusi barang dan perdagangan. Raden Wijaya, sebagai pendiri Majapahit, memulai pembangunannya setelah berhasil mengalahkan pasukan Mongol yang menyerang pada tahun 1293. Majapahit kemudian berkembang menjadi kerajaan maritim yang kuat, menjalin hubungan dengan berbagai kerajaan di Asia Tenggara.

Seiring dengan kemajuan kerajaan, Trowulan tidak hanya berfungsi sebagai pusat administrasi dan pemerintahan, tetapi juga sebagai pusat budaya dan agama. Pengaruh agama Hindu dan Buddha yang kuat terlihat dalam seni dan arsitektur bangunan yang ada di Trowulan. Kejayaan Majapahit ini mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Patih Gajah Mada sebagai pendamping, yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya, yaitu janji untuk menyatukan seluruh Nusantara di bawah naungan Majapahit.

              Sumber:Pinterest

Seiring dengan kemajuan kerajaan, Trowulan tidak hanya berfungsi sebagai pusat administrasi dan pemerintahan, tetapi juga sebagai pusat budaya dan agama. Pengaruh agama Hindu dan Buddha yang kuat terlihat dalam seni dan arsitektur bangunan yang ada di Trowulan. Kejayaan Majapahit ini mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Patih Gajah Mada sebagai pendamping, yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya, yaitu janji untuk menyatukan seluruh Nusantara di bawah naungan Majapahit.

Sebagai pusat kerajaan yang makmur, Trowulan memiliki berbagai peninggalan yang menunjukkan tingginya peradaban Majapahit pada masanya. Di sini ditemukan beragam situs dan artefak, termasuk candi, kolam, gapura, prasasti, dan arca yang menunjukkan tingkat kemajuan arsitektur dan seni rupa Majapahit.

PENINGGALAN-PENINGGALAN DI TROWULAN
Beberapa peninggalan utama di Trowulan antara lain:

Candi Tikus: Berfungsi sebagai tempat permandian atau ritual pemurnian, candi ini memiliki kolam dan pancuran air dengan dekorasi arsitektur yang indah, menunjukkan kemajuan teknologi pengairan di masa Majapahit.

Gapura Wringin Lawang: Gapura megah yang dipercaya menjadi pintu gerbang utama menuju pusat kerajaan. Struktur bangunan ini menampilkan gaya khas Majapahit dengan bentuk simetris dan ukiran yang rumit.

Candi Bajang Ratu: Gapura ini diduga sebagai salah satu gerbang penting kerajaan, dengan detail ukiran yang menunjukkan keindahan seni Majapahit.

Kolam Segaran: Kolam besar yang diperkirakan berfungsi sebagai tempat rekreasi dan perjamuan kerajaan, mencerminkan kemakmuran Majapahit dan keteraturan tata kota yang baik.

Selain itu, di Trowulan juga ditemukan berbagai prasasti dan artefak yang menggambarkan sistem sosial, budaya, dan kepercayaan masyarakat Majapahit. Temuan ini menunjukkan bahwa Trowulan adalah pusat kegiatan perdagangan, administrasi, dan kebudayaan yang maju. Sistem irigasi dan tata kota yang ditemukan di situs ini mencerminkan kemajuan perencanaan kota Majapahit yang terorganisir, serta interaksi perdagangan yang melibatkan wilayah-wilayah di luar Nusantara, termasuk India dan Tiongkok.  

               sumber:Moodster.id

MUSEUM TROWULAN 
Di Kawasan situs ini juga terdapat Museum Trowulan,Museum Trowulan adalah institusi yang sangat penting dalam pelestarian dan pengkajian sejarah Kerajaan Majapahit. Terletak di kawasan situs Trowulan, museum ini menyimpan berbagai artefak berharga yang ditemukan di sekitar lokasi bekas ibu kota Majapahit. Dengan koleksi yang mencakup arca, prasasti, peralatan sehari-hari, dan benda-benda lainnya, Museum Trowulan menawarkan wawasan mendalam tentang kejayaan dan peradaban Majapahit.

Koleksi museum ini terdiri dari ratusan artefak yang menggambarkan kehidupan masyarakat Majapahit. Arca-arca yang dipamerkan menunjukkan pengaruh agama Hindu dan Buddha, dengan banyak patung yang menggambarkan dewa-dewi dan tokoh penting dalam mitologi. Prasasti yang ditemukan memberikan catatan penting mengenai sejarah politik, hukum, dan pemerintahan pada masa Majapahit. Selain itu, peralatan sehari-hari, seperti alat pertanian dan perabot rumah tangga, memberikan gambaran tentang kehidupan sehari-hari masyarakat, sistem ekonomi, dan kebudayaan yang berkembang di kerajaan ini.

KEHIDUPAN MASYARAKAT DI ZAMAN MAJAPAHIT 
Berdasarkan artefak dan struktur yang ditemukan, masyarakat Majapahit hidup dalam sistem sosial yang terorganisir dengan stratifikasi yang jelas. Pada puncak struktur sosial terdapat raja dan keluarga kerajaan, diikuti oleh bangsawan, pedagang, dan petani. Hubungan antara kelas-kelas sosial ini sangat penting, di mana para petani menyuplai bahan makanan yang diperlukan, sementara para pedagang menjalin hubungan dagang dengan wilayah lain, bahkan internasional.

Ekonomi Majapahit didasarkan pada sistem perdagangan yang maju, yang terbukti dari adanya jalur perdagangan yang menghubungkan Majapahit dengan berbagai negara di Asia Tenggara, India, dan Tiongkok. Temuan berbagai artefak seperti barang dagangan dan koin menunjukkan adanya aktivitas perdagangan yang ramai. Trowulan berfungsi sebagai pusat perdagangan, di mana barang-barang seperti rempah-rempah, tekstil, dan kerajinan tangan diperjualbelikan.

Pertanian juga merupakan sektor penting dalam kehidupan masyarakat Majapahit. Bukti arkeologis, seperti alat-alat pertanian dan sistem irigasi yang ditemukan di sekitar Trowulan, menunjukkan bahwa mereka telah mengembangkan teknik pertanian yang efektif, memungkinkan mereka untuk memproduksi padi dan hasil pertanian lainnya secara melimpah. Keberhasilan dalam pertanian memberikan stabilitas ekonomi dan sosial yang diperlukan untuk mendukung populasi yang besar.

UPAYA PELESTARIAN SITUS TROWULAN 
Situs Trowulan merupakan salah satu warisan budaya terpenting di Indonesia yang memberikan wawasan mendalam tentang kejayaan Kerajaan Majapahit. Dengan peninggalan arkeologis yang kaya, seperti candi, prasasti, dan artefak, Trowulan tidak hanya mencerminkan kemegahan masa lalu tetapi juga menjadi cerminan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat pada zaman itu. Peninggalan-peninggalan ini memungkinkan kita untuk memahami bagaimana masyarakat Majapahit menjalani kehidupan mereka, serta nilai-nilai yang mereka anut.

Upaya pelestarian yang dilakukan melalui perlindungan hukum, restorasi, penelitian, dan edukasi masyarakat adalah langkah krusial dalam menjaga situs ini agar tetap relevan dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Trowulan sebagai cagar budaya yang dilindungi, dan restorasi secara berkala memastikan bahwa struktur dan artefak tetap terjaga keasliannya. Penelitian yang terus dilakukan oleh arkeolog tidak hanya bertujuan untuk menemukan lebih banyak artefak, tetapi juga untuk meningkatkan pemahaman tentang sejarah Majapahit dan cara terbaik untuk melestarikan situs ini.

Melibatkan masyarakat lokal dalam program edukasi dan kampanye kesadaran turut berperan dalam memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap warisan budaya. Dengan cara ini, masyarakat diharapkan dapat lebih menghargai situs Trowulan dan berkontribusi dalam upaya pelestariannya. Selain itu, pengembangan pariwisata berbasis budaya di Trowulan diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi sekaligus mendukung pendanaan untuk pemeliharaan situs.

Kerjasama dengan lembaga internasional juga memperkaya sumber daya dan pengetahuan yang diperlukan untuk pelestarian yang lebih efektif. Dengan segala upaya ini, Trowulan tidak hanya menjadi situs sejarah, tetapi juga sebagai tempat belajar dan refleksi akan identitas budaya Indonesia. Keberadaan Trowulan harus terus dijaga dan dihargai sebagai bagian dari warisan yang tak ternilai, sehingga dapat terus menginspirasi dan mendidik masyarakat mengenai kekayaan sejarah dan budaya bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Candi Sewu: Warisan Buddha yang Menakjubkan di Yogyakarta

               Sumber: Pinterest Candi Sewu adalah salah satu situs bersejarah yang terletak di kawasan Prambanan, Yogyakarta, t...